Pengertian Arus
Listrik (Electrical Current)
Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron
dimana setiap elektron mempunya muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunya
benda bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunya kelebihan elektron.
Derajat termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang
ada. Muatan sebuah elektron, seing dinyatakan dengan simbul q atau e,
dinyatakan dengan satuan coulomb, yatu sebesar q ≈ 1,6 × 10-19 coulomb
Misalkan kita mempunyai sepotong kawat tembaga yang biasanya digunakan sebagai
penghantar listrik dengan alasan harganya relatif murah, kuat dan tahan
terhadap korosi. Besarnya hantaran pada kawat tersebut hanya tergantung pada
adanya elektron bebas (dari elektron valensi), karena muatan inti dan elektron
pada lintasan dalam terikat erat pada struktur kristal.
Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron dalam jumlah yang
sangat besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke kanan dan ke kiri sama
besar maka seolah-olah tidak tejadi apa-apa. Namun jika ujung sebelah kanan
kawat menarik elektron sedangkan ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi
ali ran elektron ke kanan (tapi ingat, dalam hal ini disepakati bahwa arah arus
ke kiri). Aliran elektron inilah yang selanjutnya disebut arus listrik.
Besarnya arus listrik di ukur dengan satuan banyaknya elektron per detik, namun
demikian ini bukan satuan yang praktis karena harganya terlalu kecil. Satuan
yang dipakai adalah ampere, dimana i= dq/dt
1 ampere = 1coulomb/det.
Contoh di bawah ini menggambarkan besarnya arus listrik untuk beberapa
peralatan:
Stasiun pembangkit 1000 A
Starter mobil 100 A
Bola lampu 1 A
Radio kecil 10 mA
Jam tangan 1 μA
Pengertian Tegangan (Voltage)
Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran ar. Misalkan kita
mempunya 2 tabung yang di hubungkan dengan pi pa seperti pada gambar 1.1. Ji ka
kedua tabung ditaruh di atas meja maka permukaan ar pada kedua tabung akan sama
dan dalam hal ini tidak ada aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung
diangkat maka dengan sendirinya äir akan mengalir dari tabung tersebut ke
tabung yang lebih rendah. Makin tinggi tabung diangkat makin deras aliran air
yang melalui pipa.
Gambar 1.1 Aliran air pada bejana berhubungan
Terjadinya aliran tersebut dapat dipahami dengan konsep energi potensial.
Tinggi nya tabung menunjukkan besarnya energi potensial yang dimili ki. Yang
paling penting dalam hal ini adalah perbedaan tinggi kedua tabung yang
sekaligus menentukan besarnya perbedaan potensial. Jadi semakin besar perbedaan
potensialnya semakin deras aliran ar dalam pipa.
Konsep yang sama akan belaku untuk aliran elektron pada suatu penghantar. Yang
menentukan seberapa besar arus yang mengalir adalah besarnya beda potensial
(dinyatakan dengan satuan volt). Jadi untuk sebuah konduktor semakin besar beda
potensial akan semakin besar pula arus yang mengalir.
Perlu dicatat bahwa beda potensial diukur antara ujung-ujung suatu konduktor.
Namun kadang-kadang kita berbicara tentang potensial pada suatu titik tertentu.
Dalam hal ini kita sebenarnya mengukur beda potensial pada titik tersebut
terhadap suatu titik acuan tertentu. Sebagai standar titik acuan biasanya
dipilih titik tanah (ground).
Lebih lanjut kita dapat menganalogikan sebuah baterai atau accu sebaga tabung
ar yang diangkat. Baterai ini mempunya energi kimia yang siap diubah menjadi
energi listrik. Jika baterai tidak digunakan, maka tidak ada energi yang
dilepas, tapi perlu diingat bahwa potensial dari baterai tersebut ada di sana. Hampir semua baterai
memberikan potensial (tepatnya electromotive force - e.m.f) yang hampir sama
walaupun arus dialirkan dari baterai tersebut.
Hukum Ohm
Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan
potensial diatur oleh Hukum Ohm. Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana
seperti pada gambar 1.2. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara
seri, mengukur besarnya arus yang mengalir dan menemukan hubungan linier
sederhana, dituliskan sebagai :
V = I.R (1.1) dimana R = V/I disebut hambatan dari beban.
Nama ini sangat cocok karena R menjadi ukuran seberapa besar konduktor tersebut
menahan laju aliran elektron.
Awas, berakunya hukum ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi tertentu, bahkan
hukum ini tidak berlaku jika suhu konduktor tersebut berubah. Untuk
material-material atau piranti elektronika tertentu seperti diode dan
transistor, hubungan I dan V tidak linier.
Gambar 1.2 Rangkaian percobaan hukum Ohm
Daya (Power)
Misalkan suatu potential v dikenakan ke suatu beban dan mengalirlah arus i
seperti diskemakan pada gambar 1.3. Energi yang diberikan ke masing-masing
elektron yang menghasilkan arus listrik sebanding dengan v (beda potensial).
Dengan demikian total energi yang diberikan ke sejumlah elektron yang
menghasilkan total muatan sebesar dq adalah sebanding dengan v × dq. Energi yang diberikan pada elektron tiap satuan waktu didefinisikan sebagai
daya (power) p sebesar
p= v dq/dt = vi (1.2)
dengan satuan watt
dimana 1 watt = 1 volt × 1 amper
Gambar 1.3 Aliran arus pada beban karena potensial v
Daya pada Hambatan (Resistor)
Jika sebuah tegangan V di kenakan pada sebuah hambatan R maka besarnya arus
yang mengalir adalah
I = V / R (hukum Ohm)
dan daya yang di berikan sebesar
P = V× I
= V2/R
= I2R (1.3)
No comments:
Post a Comment